Dimanapun berada, dalam berkomunikasi dengan orang lain tentunya harus mematuhi standar etika yang berlaku. Terutama saat berkomunikasi di tempat kerja. Ada etikanya ketika berkomunikasi dengan antar karyawan, atasan, maupun dengan pekerja yang tingkatnya lebih rendah.
Etika berkomunikasi sebenarnya memang sudah harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga seseorang akan terbiasa untuk melakukan komunikasi dengan etika yang baik dan terbawa sampai ke tempat kerja.
Memahami Etika Berkomunikasi di Tempat Kerja
Etika berkomunikasi di tempat kerja tidak jauh berbeda dengan saat di kehidupan sehari-hari. Hanya saja tentunya seorang karyawan harus memperhatikan kepada siapa ia sedang bicara. Tentunya berkomunikasi dengan atasan harus dilakukan dengan bahasa yang formal berbeda dari saat berkomunikasi dengan rekan sesama karyawan.
Begitu juga saat berkomunikasi dengan customer misalnya. Meskipun usia customer lebih muda, bukan berarti bisa seenaknya menggunakan bahasa santai dan gaul, tapi ada etikanya karena bagaimanapun juga orang tersebut adalah customer yang harus dilayani.
1. Mengatur Volume Serta Nada Bicara
Peraturan pertama dalam etika berkomunikasi di tempat kerja adalah dengan mengatur volume dan nada suara sebaik mungkin. Orang lain akan lebih suka mendengarkan seseorang berbicara dengan volume yang tidak terlalu tinggi maupun rendah, dan nada suaranya menenangkan dan santun.
Mengatur volume dan nada suara yang sesuai dapat memberikan dampak positif terhadap orang yang diajak bicara. Si pendengar dapat mungkin merasa tersinggung apabila volume suara si pembicara terlalu tinggi, karena kesannya seperti sedang marah. Sedangkan jika volumenya terlalu rendah, si pendengar akan sulit menangkap apa yang sedang dibicarakan, yang kemudian berujung pada miscommunication.
2. Tidak Menyela Pembicaraan
Peraturan yang kedua yang harus dipahami dalam etika berkomunikasi di tempat kerja adalah dengan tidak menyela pembicaraan. Dalam berkomunikasi, bukan melulu skill berbicara yang harus diutamakan, tapi juga kemampuan mendengar yang baik. Komunikasi akan berjalan lancar apabila kedua belah pihak sama-sama mendengarkan dan mengutarakan pendapat. Dalam kata lain komunikasi dua arah, bukan hanya satu arah saja.
Meskipun ada bagian yang dirasa kurang pas dengan pendapat diri sendiri, sebaiknya ditahan dulu sampai lawan bicara selesai mengutarakan pendapatnya. Selain supaya komunikasi dapat berjalan seimbang, dua arah, tapi juga sebagai bentuk kesopanan terhadap lawan bicara. Suka menyela ucapan orang lain dinilai kurang sopan, dan bukannya tidak mungkin orang lain akan berpikir kalau lawan bicaranya punya attitude buruk.
Baca Juga : Faktor-Faktor yang Memotivasi Karyawan Gila Kerja di Kantor
3. Fokus Terhadap Topik yang Dibicarakan
Etika berkomunikasi di tempat kerja berikutnya adalah dengan fokus pada topik yang tengah dibicarakan. Ketika sedang bicara dengan seseorang di kantor baik itu sesama karyawan, atasan, maupun karyawan yang lebih rendah jabatannya, sudah pasti ada topik tertentu yang dibicarakan. Memang tidak ada salahnya sedikit melenceng ke topik lain, akan tetapi sebaiknya itu hanya digunakan sebagai selingan saja.
Ketika sedang membicarakan topik mengenai pekerjaan, hindari untuk menambahkan topik tentang pribadi meskipun ada sangkut pautnya. Dengan begini, lawan bicara akan dapat menilai bahwa etika berkomunikasi si karyawan ini baik.
4. Menatap Mata Lawan Bicara
Gesture atau pola tubuh saat berkomunikasi di tempat kerja juga penting untuk diperhatikan. Bentuk nyata dari menghargai orang lain saat berkomunikasi tidak hanya ditunjukkan dengan cara bicara saja, tapi juga bahasa tubuh. Salah satunya adalah dengan menatap mata lawan bicara. Mendengarkan dan berbicara sambil menatap mata lawan bicara akan membuat lawan bicara merasa dihargai dan diperhatikan. Khususnya di perkantoran.
Menatap mata lawan bicara juga ada etikanya. Berikan tatapan ramah dan terfokus, jangan melotot atau memicing tajam, itu hanya akan membuat lawan bicara merasa tidak nyaman dan malah berujung emosi.
5. Menggunakan Bahasa yang Sopan dan Positif
Komunikasi bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman. Terutama saat berkomunikasi di kantor. Rekan sesama karyawan, atasan, maupun bawahan dikategorikan sebagai orang lain yang tidak ada hubungan darah. Tentunya saat bicara pada mereka, ada etikanya tidak seperti saat berbicara dengan teman atau saudara, yakni dengan menggunakan bahasa yang sopan dan positif.
Baca Juga : Panduan dan Trik Sukses Lolos Tes Wawancara Kerja
Pemilihan bahasa yang kurang tepat dan bermuatan negatif hanya akan membuat kesalahpahaman dengan lawan bicara yang mana bisa berdampak pada hubungan dengan si lawan bicara. Hal ini tentu saja harus dihindari, mengingat dalam suatu perusahaan atau organisasi, diutamakan adanya hubungan yang erat dan harmonis antara satu sama lain. Buruknya hubungan juga dapat berdampak terhadap perusahaan maupun organisasi tersebut. Visi misi tidak akan tercapai, dan yang terjadi justru perpecahan.
6. Berpikiran Terbuka
Berpikiran terbuka sangat mudah diucapkan tapi cukup sulit untuk dipraktekkan. Sifat berpikiran terbuka wajib dimiliki oleh setiap orang terutama saat berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, tidak hanya terjadi komunikasi satu arah, tapi dua arah antara dua orang, sama-sama saling mengutarakan pendapat, sama-sama bersedia untuk mendengarkan.
Mengutarakan pendapat pribadi memang sangat mudah, tapi tidak sama halnya ketika mendengarkan opini orang lain. Setiap orang memiliki pandangan sendiri terhadap segala sesuatu, yang juga berkaitan erat dengan pemahaman pribadi orang yang bersangkutan.
Seseorang harus open minded untuk dapat menerima pendapat dari sudut pandang orang lain. Orang dengan berpikiran terbuka berarti memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan pendapat, dan toleransi ketika berkomunikasi ini adalah salah satu bentuk dari etika berkomunikasi.
7. Bersikap Profesional
Yang tak kalah penting dari etika berkomunikasi di tempat kerja adalah dengan bersikap profesional. Bersikap profesional di sini maksudnya adalah dengan tidak mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Saat berkomunikasi di kantor dengan rekan sesama pekerja, atasan, maupun bawahan, pastikan untuk tidak membawa masalah pribadi ketika sedang membicarakan tentang pekerjaan.
Apalagi jika harus berkomunikasi dengan klien atau customer. Klien atau customer akan merasa tidak nyaman apabila pembicaraan masalah pekerjaan malah melenceng ke masalah pribadi. Mereka tidak perlu tahu dan tidak seharusnya tahu. Oleh karena itu saat berkomunikasi dengan orang lain di tempat kerja, harus bersikap profesional.
Sanksi Hukum Apabila Berkomunikasi di Tempat Kerja Tanpa Etika
Sebenarnya sanksi hukum bagi yang berkomunikasi tanpa etika saat di tempat kerja sudah ditetapkan berdasarkan ketentuan masing-masing perusahaan. Dalam hal ini, jika ada sesama personil kantor atau klien mengajukan keluhan pada perusahaan terkait buruknya etika berkomunikasi seorang pegawai, maka perusahaan berhak untuk menjatuhkan sanksi.
Baca Juga : Kupas Tuntas Jawaban “Apa yang Mendorong Anda Ingin Bekerja?”
Sanksi yang diberikan beragam tergantung dari bisa tidaknya ditolerir. Kalau sampai mencoreng nama baik perusahaan, perusahaan bisa saja menjatuhkan PHK terhadap pegawai yang bersangkutan. Atau bukannya tidak mungkin bisa dibawa ke ranah hukum. Untuk itulah seorang pegawai sebaiknya memiliki etika berkomunikasi di tempat kerja yang baik dan sopan.
Komunikasi dalam Organisasi
Komunikasi dalam organisasi atau perusahaan/tempat kerja dapat menentukan efektif atau tidaknya penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral communication).
Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi, kita menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain.
Proses berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim, kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh penerima.
Perhatikan gambar berikut:
Berbeda dengan Komunikasi dalam organisasi, Komunikasi secara interpersonal dapat dilakukan secara oral (komunikasi secara langsung), secara tertulis (misalnya melalui email, surat, memo, dan sebagainya),serta secara nonverbal (misalnya tersenyum, ekspresi marah, dan sebagainya).
Jenis Komunikasi dalam Organisasi
Terdapat dua bentuk, yaitu:
- Pertama, formal Small-Group Network, yaitu jaringan komunikasi secara formal di dalam kelompok kecil di dalam organisasi. Secara umum, bentuk komunikasi ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu bentuk chain (rantai), wheel, dan all chain (perpaduan dari chain dan wheel).
- Kedua, The Grapevine, yaitu jaringan komunikasi di dalam organisasi secara informal.
Hambatan Komunikasi dalam Organisasi Secara Efektif
Berikut ini beberapa hambatan dalam berkomunikasi secara efektif.
- Filtering, yaitu pengirim pesan memanipulasi informasi sehingga informasi tersebut seakan-akan terlihat menguntungkan.
- Selective perception, yaitu penerima pesan dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar pesan tersebut berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, dan berbagai karakteristik pribadinya.
- Information overload, yaitu informasi yang kita terima melebihi kapasitas kita dalam memproses/mengolah informasi tersebut.
- Emotions, yaitu interpretasi yang berbeda terhadap informasi saat kita sedang sedih dengan saat kita merasa senang.
- Language atau bahasa, yaitu ketidakpahaman terhadap bahasa atau istilah-istilah tertentu antara satu orang dengan yang lain.
- Silence, yaitu tidak adanya komunikasi
- Communcation apprehention, yaitu ketakutan/kecemasan seseorang untuk berkomunikasi
- Lying, atau berbohong.
Itulah informasi mengenai etika berkomunikasi di tempat kerja yang harus diterapkan, beserta sanksi apabila tidak memiliki etika tersebut saat bekerja. Maka dari itu, selalu jaga etika berkomunikasi di lingkungan kerja kalian ya!
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram CaraDaftar.Id. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.