Suatu perusahaan dapat dikatakan mempunyai kinerja yang baik apabila telah memenuhi persyaratan tertentu, terutama terkait kondisi keuangannya. Apabila suatu perusahaan telah memperoleh rasio keuangan yang baik, maka kinerjanya dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai produktivitas tinggi dan menghasilkan keuntungan bisa dikategorikan baik. Di antara rasio keuangan yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah return on assets (ROA). Untuk lebih jelasnya simak uraian mengenai return on asset adalah: pengertian dan fungsi-fungsinya berikut ini:

Baca Juga : Pengertian Cash Flow Adalah: Cara Membuat dan Contoh

Pengertian Return on Asset

Pengertian Return on Asset
(Sumber: News.unair.ac.id)

Secara umum, return on asset adalah hasil perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan total aset yang dimiliki perusahaan.

Sedangkan menurut pengertian lain, return on asset adalah salah satu jenis rasio profitabilitas, yang pengukurannya digunakan untuk menilai kinerja sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari pemanfaatan aset yang dimilikinya. Artinya, semakin tinggi nilai return on asset (ROA) suatu perusahaan, maka semakin baik pula kinerjanya dalam menghasilkan laba bersih. 

Laba bersih yang dimaksud di sini yaitu laba yang dihitung setelah pajak (earnings after tax) atau di dalam laporan keuangan sering disebut sebagai laba tahun berjalan (Profit for the Period). Sedangkan total aset (aktiva) yang dimaksud di yaitu semua harta milik perusahaan, baik yang berasal dari modal sendiri (equity) maupun dari modal eksternal perusahaan, seperti utang.

Tujuan utama perusahaan menjalankan aktivitas bisnis adalah untuk memperoleh profit atau keuntungan. Hal yang sama juga dengan investor dan pemegang saham, tujuan mereka menanamkan modal (investasi) ke suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan. Jadi, ada dua tujuan yang sama antara perusahaan dan pemodal.

Nah, untuk menilai kinerja perusahaan dalam mengonversikan aset yang dimilikinya menjadi laba (profit), maka pemodal (investor) dapat mengukur kinerja nya berdasarkan nilai rasio return on asset (ROA) perusahaan. Ini adalah salah satu cara yang sering digunakan.

Selain itu, return on asset (ROA) juga dapat dikaitkan dengan imbal hasil investasi dari suatu perusahaan, atau disebut juga dengan return on investment (ROI). Ini disebabkan sumber daya terbesar perusahaan adalah aset yang dimilikinya. Jadi, pengukuran terhadap aset tersebut dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profit). 

Pengertian Return on Asset Menurut Para Ahli

  • Menurut Kasmir (2014) return on asset adalah rasio keuangan yang menunjukkan hasil atas penggunaan aktiva perusahaan. 
  • Menurut Tandelilin (2010) return on asset adalah suatu rasio yang menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan semua aset (aktiva) yang dimilikinya untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak.
  • Menurut Fahmi (2014) return on asset adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk menilai sejauh mana modal investasi yang ditanamkan mampu menghasilkan laba yang sesuai dengan harapan investasi.
  • Menurut Sawir (2005) return on asset adalah rasio keuangan yang digunakan sebagai alat analisis untuk mengukur kinerja manajemen perusahaan dalam mendapatkan laba secara menyeluruh. Semakin tinggi nilai dari ROA suatu perusahaan, maka semakin baik efektif perusahaan dalam menggunakan aset.
  • Menurut Horne dan Wachowicz (2005) return on asset adalah alat ukur untuk menilai tingkat efektivitas suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui aset (aktiva) yang tersedia.

Baca Juga : Pengertian HRIS Adalah: Jenis, Fungsi dan Cara Menerapkan HRIS

Fungsi Return on Asset

Fungsi Return on Asset
(Sumber: Jurnal.id)

Secara umum, return on asset (ROA) memiliki beberapa fungsi yang sangat penting untuk dipahami, sebagai berikut:

  1. Secara prinsip, return on asset (ROA) mempunyai fungsi untuk menganalisis efisiensi penggunaan modal dari perusahaan, baik untuk efisiensi produksi maupun penjualan.
  2. ROA dapat dijadikan sebagai pembanding antar perusahaan dengan sektor industri yang sama. Hal ini bertujuan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki agar memperoleh laba bersih. Dengan begitu, akan ditemukan perusahaan mana yang paling tinggi dan paling rendah nilai return on asset-nya.
  3. Return on asset (ROA) juga dapat digunakan sebagai pengukur tingkat efisiensi dan efektivitas divisi manajemen perusahaan. Hasilnya, akan terlihat divisi mana yang mampu memberikan tingkat return paling tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi manajemen perusahaan.
  4. Fungsi return on asset adalah sebagai alat ukur untuk setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Artinya, berapa jumlah biaya dan modal yang dikeluarkan perusahan untuk menciptakan produk tersebut, nantinya dapat dilihat seberapa besar tingkat profitabilitas dari setiap produk yang dihasilkan tersebut. Maka di sinilah manajemen perusahaan harus bisa mengevaluasi produk mana yang kurang menguntungkan dan yang profitable.
  5. Fungsi return on asset adalah sebagai salah satu indikator dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor. Perusahaan dengan nilai rasio ROA yang besar tentunya akan lebih menarik bagi investor sehingga investor mau untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
  6. Return on asset (ROA) juga bisa digunakan oleh perusahaan untuk pengambilan keputusan ekspansi. Biasanya, jika nilai rasio ROA perusahaan memuaskan atau telah mencapai target, bahkan lebih, maka potensi perusahaan untuk mengembangkan bisnis akan jauh lebih besar.

Baca Juga : Alasan Mengapa Outsourcing Adalah Sistem Kerja yang Disukai Pengusaha

Cara Menghitung Return on Assets (ROA)

Cara Menghitung Return on Assets (ROA)
(Sumber: Syriza-fr.org)

Aktivitas usaha disetiap perusahaan sangatlah beragam dari waktu ke waktu. Hal ini turut memengaruhi nilai total aset perusahaan yang juga mengalami perubahan seiring dengan frekuensi transaksi yang dilakukan perusahaan. Sepanjang tahun dan dari periode ke periode tentunya perusahaan melakukan banyak transaksi pembelian dan penjualan aset baik berupa kendaraan, tanah, gedung, hingga peralatan yang mempengaruhi nilai aset secara keseluruhan. 

Bukan cuma itu, adanya perubahan inventaris dan fluktuasi penjualan musiman juga mengakibatkan perubahan pada nilai total aset pada perusahaan. Dengan demikian, dalam penghitungan rasio ROA, hasilnya akan jauh lebih akurat jika menggunakan rata-rata total aset dibandingkan total aset dalam satu periode. Rasio ROA dapat dihitung dengan rumus seperti berikut:

ROA = Jumlah laba bersih setelah pajak : Rata-rata total aset yang dimiliki x 100%

Pada laporan keuangan perusahaan, tidak semuanya menggunakan laba bersih setelah pajak dalam Laporan Laba Rugi. Ada juga yang menggunakan istilah lain, yaitu laba tahun berjalan. Oleh karena itu, jangan bingung bila tidak menemukan laba bersih setelah pajak pada laporan keuangan suatu perusahaan. Namun, ada juga perusahaan yang tidak mencantumkan data keuangan secara detail pada laporan keuangannya.

Untuk mendapatkan jumlah laba bersih setelah pajak atau laba tahun berjalan, terlebih dahulu harus diketahui laba kotor perusahaan tersebut. 

Berikut rumus untuk menghitung laba kotor perusahaan:

Laba kotor = (Jumlah Pendapatan bersih : Harga pokok penjualan)

Apabila jumlah laba kotor sudah berhasil diketahui, maka langkah selanjutnya dapat dikurangi dengan semua beban atau biaya yang dikeluarkan perusahaan, termasuk beban pajak. Maka hasilnya dapat diperoleh nilai laba bersih setelah pajak atau laba tahun berjalan.Itulah di atas uraian mengenai return on asset adalah: pengertian dan fungsi-fungsinya. Semoga bermanfaat.

Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram CaraDaftar.Id. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.