Supply Chain management yang sering disebut dengan SCM menjadi bidang yang sangat penting dalam dunia bisnis karena terhubung langsung dengan daya saing perusahaan. Selama dua dekade terakhir ini semakin banyak perusahaan yang sadar akan pentingnya SCM sehingga banyak yang mengimplementasikannya. Supply Chain sendiri merupakan tempat pengelolaan dan pengawasan rantai siklus bisnis. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut:

Baca Juga : Return On Asset Adalah: Pengertian dan Fungsi-Fungsi

Pengertian Supply Chain

1. Menurut James A. dan Mona J. Fitzsimmons

Supply Chain adalah sebuah sistem pendekatan total untuk mengantarkan produk ke konsumen akhir dengan menggunakan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan semua elemen supply chain, dari mulai pemasok ke pengecer, lalu mencapai tingkat berikutnya yang merupakan keunggulan kompetitif yang tidak tersedia di sistem logistik tradisional. 

2. Menurut Chase, Aquilano, dan Jacobs 

Supply Chain adalah sistem yang menerapkan pendekatan secara total untuk mengelola seluruh aliran informasi, bahan, dan jasa dari bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen akhir. 

3. Menurut Stevenson 

Supply Chain adalah sebagai suatu koordinasi strategis dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mengintegrasikan manajemen penawaran dan permintaan. 

4. Menurut Russell dan Taylor 

Supply Chain adalah mengelola arus informasi, produk dan pelayanan di seluruh jaringan, baik itu pelanggan, perusahaan hingga pemasok.

5. Tujuan Supply Chain Management

Supply chain merupakan bagian penting dari setiap organisasi bisnis karena menghubungkan pemasok, produsen, dan pelanggan akhir. Untuk mengelola Supply Chain memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi Supply Chain. Tujuan Supply Chain adalah uuntuk menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin. 

Sedangkan menurut I Nyoman Pujawan, supply chain mempunyai  tujuan strategis yang perlu dicapai untuk membuat supply chain menang atau setidaknya bertahan dalam persaingan pasar. Maka supply chain harus bisa menyediakan produk yang,

  • Murah
  • Berkualitas
  • Tepat waktu
  • Bervariasi

Menurut Hitt, Ireland dan Hoskisson tujuan supply chain, yaitu semua tindakan yang diambil oleh perusahaan memiliki tujuan mencapai daya saing strategis dan menghasilkan laba di atas rata-rata.  Ketika perusahaan berhasil menerapkan suatu strategi yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain, maka perusahaan memiliki keunggulan persaingan untuk bertahan atau dapat bertahan (sustained atau sustainable competitive advantage, selanjutnya disebut sebagai keunggulan persaingan). Hal ini membuat perusahaan mampu mencapai tujuan utamanya, yaitu mendapatkan laba diatas rata-rata, kelebihan penghasilan yang diharapkan oleh seorang investor dari investasi. 

Konsep Supply Chain Management

Konsep Supply Chain Management
(Sumber: Kargoku.id)

Konsep supply chain didasari oleh dua ide utama, yaitu:

  1. Secara praktikal setiap produk yang telah sampai kepada distributor atau customer adalah kumpulan usaha dari banyak pihak. Pihak-pihak yang mengambil andil dalam pembuatan suatu hal tersebut dianggap sebagai rantai pasok. Rantai pasok ini sudah ada sejak lama, namun sebagian pihak-pihak yang terlibat hanya memusatkan perhatiannya ke kepentingan mereka sendiri.
  2. Tanpa pengelolaan manajemen yang maksimal, tiap organisasi yang terlibat dalam memproduksi sesuatu akan bergerak tidak efektif. Oleh karena itu, setiap pihak yang terlibat akan berusaha saling terhubung bersama-sama dalam proses manajemen rantai suplai melalui aliran fisik dan aliran informasi.

Proses Supply Chain Management

1. Perencanaan

Ada beberapa aktivitas yang dilibatkan dalam tahap perencanaan. Mulai dari perkiraan permintaan konsumen, perencanaan pembelian, perencanaan produksi,  persiapan tenaga kerja hingga  transportasi.

Perkiraan permintaan konsumen (demand forecasting) dilakukan supaya penjual dapat mengetahui jenis dan jumlah produk yang harus disiapkan selama kurun waktu tertentu. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang akan diproduksi dan dijual telah sesuai dengan permintaan konsumen.

2. Pembelian atau Pengadaan

Setelah mengetahui jenis dan jumlah barang yang harus dibeli melalui demand forecasting, sekarang saatnya untuk memperoleh barang tersebut. Proses pengadaan biasanya melibatkan beberapa tahap, yaitu pengajuan pembelian, penilaian pengajuan, persetujuan pembelian, dan pemesanan ke pemasok. Dalam hal ini admin bertanggung jawab untuk memeriksa dan mencatat apa saja yang harus dibeli dan kemudian mengajukannya kepada manajer pembelian.

3. Produksi

Proses produksi adalah proses di mana seluruh bahan baku akan diolah menjadi produk jadi. Dalam proses ini melibatkan tenaga kerja manusia dan mesin. Pemberhentian saat proses produksi dapat menyebabkan penundaan pengiriman pesanan dan ketidakpuasan pada pelanggan. Oleh karena itu, downtime harus dihilangkan dengan memastikan produktivitas tenaga kerja, mesin, dan peralatan cepat tanggap.

Baca Juga : Back Office Adalah: Pengertian dan Tugas Back Office

4. Pengelolaan Gudang

Pengelolaan Gudang
(Sumber: Petroupdate.com)

Pengelolaan gudang terdiri dari proses memasukkan dan mengeluarkan barang, pengambilan dan pengepakan, cross-docking, dan stock opname.

Setiap barang yang masuk dan keluar harus selalu dicatat. Stock opname juga harus dilakukan secara berkala agar tidak ada perbedaan antara jumlah fisik barang yang sebenarnya dan jumlah barang yang tercatat dalam pembukuan. 

5. Pengiriman Pesanan

Setelah barang pesanan diambil dari gudang dan dikemas, selanjutnya adalah mengirimnya ke pelanggan. Kurir dan transportasi harus dipersiapkan agar barang dapat segera dikirim.

Untuk memastikan pesanan sampai ke tangan pelanggan secara tepat waktu, penjual sebaiknya memiliki alat yang bisa untuk melacak kurirnya. 

6. Pengembalian Pesanan

Pengembalian pesanan biasanya terjadi saat konsumen mengajukan pengembalian yang diakibatkan kerusakan, kekeliruan, atau keterlambatan. Proses ini melibatkan aktivitas pemeriksaan kondisi produk, otorisasi pengembalian, penggantian produk, penjadwalan pengiriman, dan pengembalian uang.

Contoh Proses Supply Chain Management

1. Mata Rantai 1: Suppliers

Suppliers atau pemasok berada dalam mata rantai paling pertama dan saling berhubungan dengan suppliers lainnya. Pada mata rantai pertama ini pemasoknya bisa dari banyak pihak atau hanya pemasok tunggal. Aliran fisik yang ada dalam mata rantai yang pertama ini meliputi bahan baku, material mentah, material tambahan, dan suku cadang.

2. Mata Rantai 1-2: Suppliers, Manufacturer

Mata rantai pertama akan dihubungkan dengan mata rantai kedua yaitu manufacturer, plants, assembler, fabricator, dan bentuk lainnya. Pada proses ini dilakukan pembuatan, fabrikasi, asembling, perakitan, konversi, dan finishing. Sampai pada tahap ini, bila proses perencanaannya baik, maka terdapat potensi untuk melakukan penghematan, contohnya dalam hal inventories untuk bahan mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit.

Baca Juga : Net Present Value Adalah: Pengertian dan Fungsi-Fungsinya

3. Mata Rantai 1-2-3: Suppliers, Manufacturer, Distributor

Mata-Rantai-1-2-3-Suppliers-Manufacturer-Distributor
(Sumber: Slideshare.net)

Produk jadi yang dihasilkan oleh pihak manufacturer kemudian akan didistribusukan kepada konsumen. Pihak bisnis distributor adalah sebuah usaha, di mana pihak perantaranya menjadi perantara untuk kepentingan jual beli antara produsen dan ratailer. Proses ini dimulai dengan pembelian produk dari pabrik atau distributor lain yang lebih besar dan terjadi pengelompokan produk untuk didistribusikan ke retailers atau ke pihak terakhir.

4. Mata Rantai 1-2-3-4: Suppliers, Manufacturer, Distributor, Retailer

Pedagang yang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang untuk menyimpan barang sebelum didistribusikan ke pihak retailer. Proses distribusi ke outlet atau para pengecer biasanya dilakukan menggunakan transportasi jalur darat. Pada titik ini dapat dilihat potensi untuk melakukan efisiensi. Misalnya dari segi logistik dapat memanfaatkan konsep backloading atau muatan balik dari truk yang kosong saat perjalanan pulang.

Itulah ulasan mengenai Supply Chain adalah: pengertian, tujuan, konsep dan contoh. Semoga bermanfaat.

Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram CaraDaftar.Id. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.