Dalam proses rekrutmen, salah satu sesi yang harus dijalani adalah tes psikologi atau disebut juga sebagai psikotes. Tes psikotes ini biasanya dilakukan sebelum tes wawancara. Tujuan dari psikotes sendiri adalah untuk mengetahui tentang seorang kandidat secara lebih mendalam terutama kondisi mentalnya, IQ, IE, maupun kemampuan bahasa dan penalaran.
Hasil dari psikotes akan menunjukkan apakah kandidat tersebut sesuai untuk mengisi posisi yang dilamar. Dari hasil psikotes juga, perusahaan akan mengetahui sikap dan watak seseorang, meliputi sisi intelegensi, kepribadian, interest, serta attitude.
Tes psikologi bukanlah suatu jenis tes yang bisa dilakukan sembarangan. Suatu perusahaan yang menerapkan psikotes sebagai salah satu proses penting dalam rekrutmen sudah pasti meminta bantuan kepada seseorang yang memang mempunyai dan menguasai ilmu di bidang tes psikologi atau psikotes, beserta ditunjang dengan alat atau sistem yang memiliki kategori khusus. Orang yang boleh memberikan psikotes kepribadian haruslah seorang psikolog yang telah menempuh S1 dan S2 di jurusan psikologi, serta mengantongi izin praktek dari HIMPSI yang masih aktif.
Jenis Tes Psikologi yang Dijalankan Saat Proses Rekrutmen Kerja
Perlu dipahami jika tes psikologi atau psikotes ini akan sangat berbeda dengan tes kepribadian biasa, seperti tes kepribadian MBTI. Karena psikotes ini, tujuannya bukan untuk mengetahui kepribadian seorang individu saja, tapi untuk memprediksi kecocokan kandidat dengan posisi yang ditawarkan.
Sampai saat ini psikotes masih diterapkan oleh berbagai perusahaan. Dan tidak sedikit juga yang menganggap enteng psikotes ini, berpikir bahwa tes ini hanya sekadar tes psikologi biasa. Nyatanya psikotes yang umum diberikan dalam proses rekrutmen terdiri dari 6 jenis, yang sungguh berbeda dari tes psikologi biasa.
Psikotes kerja umumnya merupakan gabungan dari beberapa metode psikotes yang memiliki tujuan berbeda. Biasanya psikotes kerja dalam rekrutmen bertujuan untuk mengetahui kepribadian, tingkat kecerdasan, serta bakat. Adapun jenis-jenis tes psikologi yang umum diberikan saat rekrutmen adalah sebagai berikut.
Baca Juga : Situs Pencari Kerja Terbaik untuk Korban PHK
1. Edward Personal Preference Schedule (EPPS Test)


Jenis psikotes ini disebut yang paling mudah. Tujuan paling dasar dari tes ini adalah untuk mengukur kepribadian seseorang berdasarkan kebutuhan yang mendorongnya. Jumlah soal dari EPPS test ini adalah sebanyak 225 pasang item. Di mana ada 15 faktor pasangan item yang disajikan.
Kandidat harus memilih salah satu dari 2 pernyataan. Tidak ada pilihan lain, sehingga meskipun merasa tidak cocok atau tidak menyukai kedua-duanya, kandidat tetap harus memilih salah satu.
15 pasangan item yang disajikan, dalam tes EPPS diulang sebanyak 2 kali untuk skala konsistensi, yang mana mengenai topik prestasi, menghormati, order, pameran, otonomi, afiliasi, intraception, succorance, dominance, penghinaan, endurance, heteroseksualitas, dan agresi.
Dengan adanya tes EPPS ini, diharapkan kandidat yang nantinya mengisi posisi yang ditawarkan adalah kandidat dengan kepribadian yang sesuai dengan pekerjaan tersebut. Kunci dalam mengerjakan jenis psikotes ini adalah jujur, dan apa adanya. Karena nantinya orang yang memeriksa jawaban dari tes ini akan bisa mengetahui tingkat kejujuran seseorang.
2. Analog Verbal Test
Jenis psikotes berikutnya adalah tes verbal, yakni untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam menghadapi suatu kondisi, serta seberapa jauh orang tersebut dapat menebak dan memahami sebab-akibat dari suatu permasalahan yang ada. Psikotes analog analog verbal ini terdiri dari 40 soal, yang mana meliputi antonim, sinonim, korelasi makna, serta analogi.
Selain itu tes ini juga dapat menjadi tolak ukur kemampuan seseorang dalam berkonsentrasi serta berlogika. Untuk dapat mengerjakan psikotes analog verbal ini dengan baik, seseorang harus memperkaya kosakata bahasa dan mengetahui artinya. Untuk bagian analogi, seseorang harus pintar-pintar dalam berlogika. Misalnya menemukan pertanyaan seperti ini.
Mobil – roda = Pelari – …
- Lintasan
- Sepatu
- Makanan
Jawaban yang benar adalah sepatu. Karena roda adalah atribut dari mobil, sedangkan atribut pelari adalah sepatu. Kurang lebihnya seperti itu contoh pertanyaan dalam analog verbal test.
Baca Juga : Panduan dan Trik Sukses Lolos Tes Wawancara Kerja
3. Tes Wartegg


Terdengar seperti guyonan, tapi tes psikologi satu ini memang benar ada. Dinamai sebagai tes Wartegg karena penemunya bernama Ehrig Wartegg, jadi tes ini bukan tes tentang warteg. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kemampuan kandidat dalam menyelesaikan masalah, cara beradaptasi, keuletan, kemauan dan lain sebagainya.
Dalam tes Wartegg, kandidat akan diberi selembar kertas yang memuat gambar 8 kotak dengan berbagai bentuk pola yang berbeda di setiap kotak. Mungkin pada awalnya membingungkan, tapi sebenarnya kandidat hanya harus menggambar apa yang terlintas di pikiran saat melihat pola dalam setiap kotak.
Biasanya pola yang diberikan berupa titik kecil, garis lurus berjejeran, garis tegak lurus, garis lengkung, kotak hitam kecil, serta jajaran titik. Untuk mengerjakannya dibutuhkan imajinasi dan kreativitas tinggi. Mulailah mengerjakan secara berurutan dari kotak 1-8. Bagi kandidat laki-laki, diharapkan untuk menghindari mengerjakan dari kotak nomor 5, karena dalam pandangan psikologis, orang tersebut dimungkinkan memiliki kelainan seksual.
4. Tes Logika Aritmatika
Jangan dikira jika tes psikologi tidak ada hitungannya. Justru tes logika aritmatika yang paling sering muncul dalam psikotes. Meskipun merasa tidak percaya diri menjawab soal berisi angka-angka di logika aritmatika ini, sebaiknya tetap dikerjakan semampunya.
Soal yang diberikan tidak memerlukan kemampuan matematika secara khusus, di sini difokuskan pada logika aritmatika, di mana seseorang dituntut untuk memahami pola dari deretan angka di tiap soal.
Buang jauh-jauh rasa tidak percaya diri, yakinkan diri sendiri bahwa “saya pasti bisa melakukannya”. Cukup fokus dan berkonsentrasi untuk memahami pola dari deretan angka yang diberikan. Untuk mencari jawabannya, kandidat hanya perlu memecahkannya melalui pembagian, perkalian, penjumlahan, pengurangan, pecahan angka, maupun persentasenya.
Tipsnya, baca semua deretan angka. Semisal diberi deretan angka 1 10 7 4 2, jangan hanya terfokus pada 2 angka paling depan, karena belum tentu mewakili jawaban dengan baik. Selain itu usahakan untuk mengingat batasan waktu sehingga tidak berhenti terlalu lama hanya pada 1 soal saja.
Baca Juga : Kupas Tuntas Jawaban “Apa yang Mendorong Anda Ingin Bekerja?”
5. Draw A Man


Jenis psikotes berikutnya adalah perintah menggambar orang. Bagi yang tidak percaya diri dengan kemampuan menggambarnya, bukanlah suatu masalah. Karena di tes ini yang dilihat bukan bagus tidaknya sebuah gambar, tapi untuk mengetahui karakter serta kepribadian dari kandidat. Pastikan untuk menggambar full body dengan memberikan detail yang jelas sehingga terlihat apa yang sebenarnya yang terjadi atau dilakukan orang di gambar tersebut.
6. Tes Kraepelin
Tes psikologi ini sering disebut juga sebagai tes koran. Di mana kandidat akan diminta untuk melakukan perhitungan sederhana dengan menjumlahkan deretan angka-angka yang tersusun secara vertikal. Mengerjakan tes ini dibutuhkan konsentrasi. Dan disarankan untuk mengerjakan sesuai tempo sendiri, jangan terpengaruh kandidat yang lain.
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur tingkat konsistensi, ketelitian, ketahanan, sikap terhadap tekanan, kecepatan mengerjakan suatu pekerjaan serta kemampuan dalam menyesuaikan diri.
Itulah jenis tes psikologi yang akan dilakukan saat rekrutmen atau sebelum masuk kerja. Dengan mengetahui berbagai jenis ini, maka calon pekerja bisa memiliki gambaran perihal bagaimana cara paling tepat untuk dapat melewati tes tersebut dengan baik.
Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram CaraDaftar.Id. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.